Cinta Sejati Kepada Sang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Cinta Sejati Kepada Sang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam 

Hukum Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [XI/523] no: 6632)

Di lain kesempatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan, “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [I/58] no: 15, dan Muslim dalam Shahih-nya [I/67 no: 69]) Continue reading

Kayfiatu Da’watu ila at-Tauhid ( Bagaimana Berdakwah kepada Tauhid )

Kayfiatu Da’watu ila at-Tauhid 

Oleh :  Syaikh Shalih Ibnu Abdil Aziz Al-Syaikh 

Sesungguhnya  segala  puji  bagi  Allah,  kami  memuji-Nya,  meminta pertolongan  dan  memohon  ampun  kepada-Nya.  Dan  kami  berlindung  kepada-Nya  dari  kejahatan  diri-diri  kami  dan  kejahatan  perbuatan  kami.  Barangsiapa yang  ditunjuki  oleh  Allah,  tidak  ada  yang  dapat  menyesatkannya,  dan barangsiapa  disesatkan-Nya, tidak  ada  yang  dapat  menunjukinya. Saya  bersaksi bahwa  tidak  ada  yang  patut  diibadahi  kecuali  Allah,  tidak  ada  sekutu  bagi-Nya. 

Dan  saya  bersaksi  bahwa  Muhammad  adalah  Hamba  dan  Rasul-Nya.  Semoga shalawat  dan  salam  tercurah  kepadanya  dan  para  sahabatnya  dan  orang-orang yang mengikuti mereka. 

Amma ba’du:  Continue reading

MEMILIH KITAB TAFSIR QUR’AN TERPERCAYA

MEMILIH KITAB TAFSIR QUR’AN TERPERCAYA

Disusun oleh : Abu Ismail Muslim Al Atsary

KITAB-KITAB TAFSIR TERPERCAYA

Kenyataan membuktikan bahwa tidak semua kitab tafsir al Qur’an dapat dijadikan rujukan dan terpercaya. Hal ini telah dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala dengan perkataan beliau :

“Telah ma’lum ,sesungguhnya di dalam kitab-kitab tafsir terdapat sangat banyak nukilan DUSTA atas nama IBNU ABBAS Rodhiyallahu anhu, yaitu dari riwayat al-Kalbi dari Abu Shalih dan lainnya.

Sehingga penukilan itu haruslah dinyatakan kesahihannya agar hujjah menjadi tegak.Maka hendaklah MERUJUK kitab-kitab tafsir yang disebutkan penukilan didalamnya ,seperti : Tafsir Muhammad Ibnu Jarir ath-Thabary. Yang didalamnya beliau menukilkan perkataan salaf DENGAN ISNADNYA. Dan hendaklah dibandingkan dengan tafsir Muqatil dan al-Kalbi.

Sebelum tafsir Ath-Thabary sudah ada tafsir Baqi bin Mikhlad al-Andalusi, Abdurrahman ibnu Ibrahim Duhaim Asy-Syami, Abd. Bin Humaid al-Kasyi, dan lain-lainnya, jika tidak sampai kepada tafsir Imam Ishaq bin Ruhawaih, tafsir Imam Ahmad bin Hambal dan imam-imam lainnya. Yang mereka itu adalah penduduk dunia yang paling mengetahui tafsir yang benar dari Nabi Shalallahu alaihi wa sallam dan riwayat-riwayat sahabat serta tabi’in di dalam masalah ushul (pokok-pokok agama) dan furu’ (cabang-cabang agama) dan ilmu-ilmu yang lain.” (Majmu’ Fatawa VI/389) Continue reading

Tafsir, Keutamaan dan Macam-macamnya

Tafsir, Keutamaan dan Macam-macamnya 

Oleh : Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah  

Ingin tahu tafsir Al-Qur’an? Sebarapa penting ilmu ini dan keutamaan-keutamaannya? Artikel berikut akan membahas pengantar dari macam-macam ilmu Tafsir Al-Qur’an.

Sesungguhnya hal yang paling berhak diperhatikan ilmunya dan dicapai puncak ma’rifatnya, adalah ilmu yang diridhoi Alah dan yang menunjukkan jalan yang benar kepada pemiliknya. Yang itu semua terdapat dalam Kitabullah, yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Turun dari-Nya tanpa kebimbangan di dalamnya. Continue reading

TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAHA ILLA ALLAH

TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAHA ILLA ALLAH

Oleh : Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rohimahullah

Firman Allah Ta’ala: 

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

“Artinya : Orang-orang yang diseru oleh kaum musyrikin itu, mereka sendiri senantiasa berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepadaNya), dan mereka mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya, sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” [Al-Isra’: 57] 

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ

إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ

“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya; Sesungguhnya aku melepaskan diri dari segala apa yang kamu sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukiku (kepada jalan kebenaran).” [Az-Zukhruf: 26-27] 

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Artinya : Mereka, menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (mereka mempertuhankan pula) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada Satu Sembahan, tiada Sembahan yang haq selain Dia. Maha Suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” [At-Taubah: 31] Continue reading

Tafsir Ayat Kursi

Tafsir Ayat Kursi 

Keutamaan Ayat Kursi

Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain. Surat yang paling agung adalah surat al-Fatihah, sedangkan ayat yang paling agung adalah ayat kursi, yaitu di surat Al-Baqarah, ayat 255. Yang akan kita pelajari bersama dalam kesempatan ini adalah ayat kursi.

Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Wahai Abul Mundzir (gelar kunyah Ubay), tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau berkata, “Wahai Abul Mundzir, Tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku pun menjawab,

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Maka beliau memukul dadaku dan berkata, “Demi Allah, selamat atas ilmu (yang diberikan Allah kepadamu) wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim no. 810) Continue reading

Ahlul-Bait adalah Jaminan Keselamatan Dunia dan Akhirat

Ahlul-Bait adalah Jaminan Keselamatan Dunia dan Akhirat

Salah satu doktrin teologis primer bagi kaum Syi’ah menyatakan bahwa agama ini hanya akan tegak dengan wasilah (perantaraan) Ahlul-Bait. (Saat lawan bicara mereka adalah Ahlus-Sunnah), salah satu dalil penting yang mereka kemukakan adalah :

حَدَّثَنَا يحيى قَال حَدَّثَنَا جرير عن الحسن بن عبيد الله عن أبي الضحى عن زيد بن أرقم قَال النبي صلى الله عليه وسلم إني تارك فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا كتاب الله عز وجل وعترتي أهل بيتي وإنهما لن يتفرقا حتى يردا علي الحوض

Telah menceritakan kepada kami Yahya, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Jariir, dari Al-Hasan bin ‘Ubaidillah, dari Abudl-Dluhaa, dari Zaid bin Arqam, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku tinggalkan untuk kalian yang apabila kalian berpegang-teguh padanya maka kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah ‘azza wa jalla dan ‘itrahku ahlul-baitku. Dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di Al-Haudl” [Diriwayatkan oleh Ya’qub bin Sufyaan Al-Fasaawiy dalam Al-Ma’rifah wat-Taariikh, 1/536].

Yahya, menurut pen-tahqiq kitab Al-Ma’rifah (Dr. Akram Dliyaa’ Al-‘Umariy hafidhahullah) adalah Ibnu Yahyaa bin Bakiir, seorang perawi tsiqah. Sedangkan menurut jalan sanad Al-Haakim, ia adalah Ibnul-Mughiirah As-Sa’diy Ar-Raaziy. Abu Haatim mengatakan ia perawi shaduuq [Al-Jarh wat-Ta’diil, 9/191 no. 798]. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat [9/no. 16357]. Adapun perawi lain adalah perawi Shahihain, kecuali Al-Hasan bin ‘Ubaidillah, ia hanya dipakai oleh Muslim saja. Continue reading

BERSAMA AHLI BAIT NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

BERSAMA  AHLI BAIT NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

Oleh : Ustadz Abu Abdillah Al-Atsari

Nasab ahli bait/ahlul bait merupakan nasab yang mulia, karena mereka terlahir dari keturunan orang-orang pilihan, manusia terbaik yang ada di muka bumi. Namun kemuliaan nasab ini janganlah membuat kita lupa daratan kepada mereka, semisal terlalu berlebihan alias ghuluw atau menganggap mereka ma’shum dari dosa, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya bagaimana loyalitas yang benar terhadap ahli bait, cermati pembahasan berikut ini. Allahul Muwaffiq.

SIAPAKAH AHLI BAIT?


Telah terjadi silang pendapat di kalangan ulama tentang siapakah ahli bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pendapat yang shahih, ahli bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang diharamkan bagi mereka shodaqoh. Mereka adalah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keturunannya, serta seluruh kaum muslimin dan muslimah dari keturunan Abdul Muthalib dan keturunan Bani Hasyim bin Abd Manaf, Allahu a’lam Continue reading

Pesan- Pesan Terakhir Rasulullah shalallallahu alaihi wa sallam ( Washiyyatu Muwaddi’ ) Tamat

BANTAHAN TERHADAP MEREKA YANG MEMBAGI BID’AH KEPADA BID’AH HASANAH (YANG BAIK) DAN BID’AH SAYYI-AH (YANG BURUK) 

Mereka berkata: “Bid’ah ada yang baik dan ada pula yang buruk.”[44] 

Penulis berkata: “Katakanlah jika kalian kehendaki ada bid’ah yang baik dan ada bid’ah yang buruk, tetapi janganlah kalian lupa bahwa Rasulullah Shalallallahu alihi wa sallam telah bersabda:

“Karena sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu tempatnya di Neraka.” 

Karena setiap nama yang kalian sandangkan itu masuk ke dalam kata kull (setiap) yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shalallallahu alihi wa sallam. 

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu anhu, dia berkata: “Setiap perbuatan bid’ah itu adalah sesat, sekalipun orang-orang melihatnya baik.”[45] 

Adapun orang yang berkata: “Sekarang ini bukanlah saatnya untuk melarang bid’ah, namun yang lebih utama adalah memerangi aliran-aliran pemikiran yang menyimpang dari agama,”  Continue reading

Pesan- Pesan Terakhir Rasulullah shalallallahu alaihi wa sallam (Washiyyatu Muwaddi’) Bag 4

# BARANG SIAPA MENGAMBIL (AGAMA-ed) DARI SAHABAT BERARTI DIA TELAH MENGAMBIL DARI AL-QUR-AN AL-KARIM

Para Sahabat g telah mengambil (agama ini-ed) dari keempat khalifah dan para Sahabat adalah orang yang paling berantusias terhadap kebaikan.. 

Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri benar-benar telah mempersaksikan keimanan mereka dan melarang mengikuti selain jalan mereka. 

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisaa’: 115)  Continue reading

TANGISAN UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU ANHU

TANGISAN UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU ANHU

TANGISAN UMAR RADHIYALLAHU ANHU ATAS KEZUHUDAN NABI SHALALLALLAHU ALIHI WA SALLAM

Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu menuturkan kepadaku, katanya, ‘Aku menemui Rasulullah Shalallallahu alaihi wa sallam saat beliau di atas tikarnya. Aku duduk, ternyata di atas tikar tersebut terda-pat kain sarung dan tidak ada selainnya. Rupanya tikar tersebut membekas pada lambung beliau. Aku juga melihat segenggam gandum hampir satu sha’ dan [I]qardz[/I] (beberapa tumbuhan untuk menyamak kulit) di pojok kamar. Dan ada juga kulit yang ter-gantung. Melihat hal itu kedua mataku mengucurkan air mata. Beliau Shalallallahu alaihi wa sallam bertanya,

مَا يُبْكِيْكَ يَا ابْنَ اْلخَطَّابِ؟

“Apa yang membuatmu menangis, wahai Ibnu al-Khaththab?”

Aku menjawab, “Wahai Nabi, bagaimana aku tidak menangis sedangkan tikar ini telah membekas di lambung baginda, dan aku tidak melihat di dalam kamar ini kecuali apa yang aku lihat. Sementara itu Kisra dan Kaisar bergelimang dengan buah-buahan dan sungai-sungai, sedangkan engkau adalah Nabi Allah dan orang pilihanNya namun hanya ini pembendaharaan ba-ginda.” Maka beliau Shalallallahu alihi wa sallam  bersabda, Continue reading

Tangisan Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu Karena Khawatir Terhadap Dunia

Tangisan Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu Karena Khawatir Terhadap Dunia

Dari Zaid bin Arqam  Rodhiyallahu anhu bahwa Abu Bakar Rodhiyallahu anhu  meminta minum, maka dia diberi segelas air bercampur madu. Ketika sudah dekat mulutnya, maka dia menangis dan orang-orang di sekitarnya juga menangis. Lalu dia diam dan mereka pun diam. Kemudian dia kembali menangis sehingga mereka menyangka bahwa mereka tidak sanggup bertanya kepadanya. Kemudian dia mengusap wajahnya dan reda tangisannya. Mereka bertanya, “Apa yang membuat anda menangis seperti ini?” Dia menjawab, “Aku pernah bersama Nabi Shalallallahu alihi wa sallam , dan beliau menolak sesuatu dari diri beliau seraya berkata, ‘Menjauhlah dariku, menjauhlah dariku.’ Padahal aku tidak melihat seorang pun bersamanya. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku melihatmu menolak sesuatu, padahal aku tidak melihat seorang pun bersamamu?’ Beliau Shalallallahu alihi wa sallam menjawab,

هذِهِ الدُّنْيَا تَمَثَّلَتْ لِيْ بِمَا فِيْهَا، فَقُلْتُ لَهَا: إِلَيْكَ عَنِّيْ، فَتَنَحَّتْ

 

‘Dunia ini diperlihatkan kepadaku dengan segala isinya, maka aku berkata, ‘Menjauhlah dariku, menjauhlah dariku!’ Lalu ia pun menjauh.’ Continue reading