SEPAK TERJANG SYI’AH DI INDONESIA

SEPAK TERJANG SYI’AH DI INDONESIA

Oleh : Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Hafidzahullah

Perjalanan kaum Syi’ah di negeri ini semakin jelas khususnya dimulai ketika terjadi revolusi Iran yang mengantarkan ajaran atau (tepatnya disebut) dîn (agama) Syi’ah untuk menguasai Iran sebagai agama penguasa setelah pemerintahan Reza Fahlevi runtuh.Setelah terjadi revolusi di Iran di penghujung tahun 1979, mereka mulai menyebarkan ajaran mereka ke seluruh negeri Islam dengan mengatasnamakan dakwah Islam. Terutama ke negeri Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah kaum Muslimin. Ada tiga faktor yang menyebabkan Syi’ah mudah masuk ke Indonesia. Yaitu:

Pertama : Kaum Muslimin terbelakang dalam pemahaman terhadap aqidah Islam yang shahîhah (benar) yang berdasarkan al-Qur’ân dan Sunnah.

Kedua : Mayoritas kaum Muslimin pada saat itu sangat jauh dari manhaj Salafus Shâlih. Mereka hanya sekedar mengenal nama yang agung ini, namun dari sisi pemahaman pengamalan dan dakwah jauh sekali dari pemahaman dan praktek Salaful ummah (generasi terbaik umat Islam). Memang ada sebagian kaum Muslimin yang menyeru kepada al-Qur’ân dan Sunnah, tetapi menurut pemahaman masing-masing tanpa ada satu metode yang akan mengarahkan dan membawa mereka kepada pemahaman yang shahîh (benar). Continue reading

CINTA PALSU SYI’AH TERHADAP AHLUL BAIT

CINTA PALSU SYI’AH TERHADAP AHLUL BAIT

“Ahlul Bait” bukanlah istilah yang asing lagi di telinga sebagian kita. Bila disebut maka akan terlintas di benak kita tentang seseorang yang memiliki pertalian kekerabatan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja, ini merupakan kehormatan tersendiri bagi orang tersebut.

Siapakah Ahlul Bait Itu?

Ahlul Bait adalah orang-orang yang sah pertalian nasabnya sampai kepada Hasyim bin Abdi Manaf (Bani Hasyim) baik dari kalangan laki-laki (yang sering disebut dengan syarif) atau wanita (yang sering disebut syarifah), yang beriman kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meninggal dunia dalam keadaan beriman. Diantara Ahlul Bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
1. Para istri Rasul, berdasarkan konteks surat Al-Ahzab:33
2. Putra-putri Rasulullah (tidak dikhususkan pada Fathimah saja)
3. Abbas bin Abdul Muththalib dan keturunannya
4. Al-Harits bin Abdul Muththalib dan keturunannya
5. Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (tidak dikhususkan pada Al-Hasan dan Al-Husain saja)
6. Ja’far bin Abi Thalib dan keturunannya
7. Aqil bin Abi Thalib dan keturunannya
(Untuk lebih rincinya, silahkan lihat kitab “Syi’ah dan Ahlul Bait” dan “Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah”) Continue reading

Awas! Taring Syi’ah Menancap di Bumi Pertiwi

Awas! Taring Syi’ah Menancap di Bumi Pertiwi

 

Sebagian pengamat menyatakan bahwa paham syi’ah masuk ke negri Indonesia jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan Indonesia. Bahkan kesultanan Pasai atau Samudra Pasai yang berdiri di sekitar kota Kota Lhokseumawe, atau Aceh Utara pada sekitar tahun 1267 M, ditengarai oleh sebagian pengamat berkulturkan Syi’ah. Bahkan salah seorang raja kesultanan ini pernah didampingi dua orang Persia terkenal, yaitu Qadi Sharif Amir Sayyid dari Shiraj dan Taj Ad-Din dari Isfahan. ([1])

Bahkan sebagian lain, lebih jauh menengarai bahwa Syi’ah telah masuk ke Indonesia sejak abad ke- 9. Praduganya ini berdasarkan pada asumsi bahwa kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara, yaitu kerajaan Peureulak (Perlak) yang konon, didirikan pada 225H/845M telah menganut paham Syi’ah. Sebagaimana diketahui bahwa Kerajan ini didirikan oleh para pelaut-pedagang Muslim asal Persia, Arab dan Gujarat yang mula-mula datang untuk mengislamkan penduduk setempat. Belakangan mereka mengangkat seorang Sayyid Maulana Abdul ‘Aziz Syah, keturunan Arab-Quraisy, yang konon katanya menganut paham politik Syi’ah, sebagai sultan Perlak.([2])

Manapun pendapat yang benar, sebagian pengamat telah menyimpulkan bahwa pengaruh ajaran Syi’ah telah dirasakan di negri kita sejak jauh hari. Dan mereka berusaha menguatkan kesimpulan itu dengan beberapa indikasi berikut:
1. Perayaan Hoyak Tabuik. Continue reading

Nasihat Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr dan Syaikh Muhammad Alu Nashr Terkait Kondisi Suriah

Nasihat Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr, dan Syaikh Muhammad Alu Nashr Terkait Kondisi Suriah

suriah

suriah

Suriah Berdarah – Sunduq Peduli Suriah

Nasihat Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr –hafizhahullah– Untuk Membantu dan Mendo’akan Kaum Muslimin di Suriah.

Nasihat Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr -hafizhahullah- Terkait Tragedi Yang Menimpa Muslimin Suriah.

Link Download :

Nasihat Syaikh Abdurrazzaq

Nasihat Syaikh Muhammad Alu Nashr

Suriah Berdarah

Sumber : Radio Rodja 756 AM

Dipublikasi ulang dari : http://abangdani.wordpress.com

Dokumen Rahasia Agama Syi’ah Imamiyah

Dokumen Rahasia Agama Syi’ah Imamiyah

Inilah DOKUMEN RAHASIA sekte agama Syiah, tentang misi jangka panjang mereka (50 th), untuk menegakkan kembali dinasti Persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka. Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai negara Ahlus Sunnah (ISLAM), termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.
Karena naskah yang tersebar adalah naskah dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, agar orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami isi naskah tersebut.

Sekarang kami persilahkan Anda membaca terjemahannya:

((Bila kita tidak mampu untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita.

Alhamdulillah, -berkat anugerah Allah dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran, Negara Syiah Itsna Asyariyyah (syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan revolusi.

Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan yang berasaskan madzhab syi’ah, disamping tugasnya melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya. Maka wajib bagi kita untuk menjadikan pengguliran revolusi sebagai target yang paling utama.

Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia saat ini dengan aturan UU antar negaranya, tidak mungkin bagi kita, untuk menggulirkan revolusi ini, bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.

Karena alasan ini, maka -setelah mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota-, kami menyusun strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali dunia Islam (dengan men-syi’ah-kannya).

Karena bahaya yang kita hadapi dari para pemimpin Wahabiah dan mereka yang berpaham ahlus sunnah, jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang datang dari manapun juga, baik dari timur maupun barat, karena orang-orang Wahabi dan Ahlus Sunnah selalu menentang pergerakan kita. Merekalah musuh utama Wilayatul Fakih dan para imam yang ma’shum, bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan faham syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang bertentangan dengan agama dan adat, dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan. Continue reading

Aqidah Syi’ah Mencela Sahabat = Mencela Qur’an = Mencela Hadits = Mencela Allah = Mencela Nabi = Mencela Ahlul Bait

Aqidah Syi’ah Mencela Sahabat = Mencela Qur’an = Mencela Hadits = Mencela Allah = Mencela Nabi = Mencela Ahlul Bait

Mencela, melaknat dan mengkafirkan para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibadah yang sangat mulia di sisi kaum yang beragama Syi’ah. Kalau dahulu mereka bertaqiyah (baca berdusta) menyembunyikan aqidah busuk mereka terhadap para sahabat, akan tetapi kebusukan mereka itu terungkap juga, bahkan mulai banyak dari tokoh-tokoh mereka yang terang-terangan mencaci maki dan melaknat para sahabat, (silahkan baca kembali http://www.firanda.com/index.php/artikel/30-sekte-sesat/65-bau-busuk-syiah-akhirnya-tercium-juga, lihat juga tulisan al-akh al-kariim al-Ustadz Abul Jauzaa’ di http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/01/syiah-itu-sesat-juragan-sebuah-masukan.html)
‘Aaamir bin Syarahbil As-Sya’bi rahimahullah (salah seorang imam dari para tabi’in yang bertemu dengan sekitar 500 sahabat, dan beliau wafat tahun 103 H) berkata:

وَفَضُلَتِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى عَلَى الرَّافِضَةِ بِخَصْلَتَيْنِ : سُئِلَتِ الْيَهُوْدُ مَنْ خَيْرُ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوا : أَصْحَابُ مَوْسَى، وَسُئِلَتِ الرَّافِضَةُ : مَنْ شَرُّ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ، وَسُئِلَتِ النَّصَارَى : مَنْ خَيْرُ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : حَوَارِيُّ عِيسَى، وَسُئِلَتِ الرَّافِضَةُ : مَنْ شَرُّ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : حَوَارِيُّ مُحَمَّدٍ، أُمِرُوا بِالاِسْتِغْفَارِ لَهُمْ فَسَبُّوْهُمْ

“Kaum Yahudi dan Nashoro lebih mulia dari pada kaum syi’ah dari dua sisi. (*Pertama :  ) Kaum yahudi ditanya, “Siapakah umat kalian yang terbaik?”, mereka menjawab, “Para sahabat Musa”. Dan kaum Rofidhoh ditanya, “Siapakah kaum terburuk dari umat kalian?”, mereka menjawab, “Para sahabat Muhammad”. Dan kaum Nashooro ditanya, “Siapakah umat kalian yang terbaik?”, mereka menjawab, “Para pengikut setia ‘Isa”, dan kaum Rofidhoh ditanya, “Siapakah dari umat kalian yang terburuk?”, mereka menjawab, “Para pengikut (sahabat) setia Muhammad”.(*Kedua :  ) Mereka (kaum Rofidhoh) diperintahkan untuk memohonkan ampun bagi para sahabat malah mereka mencela para sahabat” (*berbeda dengan kaum yahudi dan nashoro yang malah memuji dan mendoakan para sahabat Musa dan sahabat Isa-pent) (Syarh Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah, karya Al-Laalikaai hal 1462-1463, dinukil juga oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya pada tafsir surat Al-Hasyr ayat 10) Continue reading

Syi’ah Itu Sesat Juragan (Sebuah Masukan untuk Bapak Profesor Umar Syihab dan Bapak Profesor Din Syamsuddin)

Syi’ah Itu Sesat Juragan (Sebuah Masukan untuk Bapak Profesor Umar Syihab dan Bapak Profesor Din Syamsuddin)
Adalah hal yang membuat kita mengelus dada ketika oknum ketua Majelis Ulama Indonesia yang masih mengaku ‘sunniy’ mengatakan Syi’ah itu tidak sesat. Ia adalah Prof. Umar Syihaab[1] – semoga Allah memberikan petunjuk kepadanya, dan orang-orang tidak silau dengan gelar yang disandangnya – yang mengatakan : “MUI berprinsip[2] bahwa mazhab Syiah tidak sesat.
Karena itu, MUI mengimbau umat Islam tidak terpecah belah dan menjaga ukhuwah islamiah serta tidak melakukan tindak kekerasan terhadap golongan berbeda”.[3] Di lain kesempatan ia berkata : “Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara konstitusi, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada petinggi MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi“.[4]  Continue reading

Awas Syi’ah Mengancam Kita!

Awas Syi’ah Mengancam Kita!

Mayoritas kaum muslimin menilai bahwa menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah sesuatu yang sulit dan membingungkan. Kesulitan ini terpulang kepada banyak hal. Di antaranya karena kurangnya informasi tentang Syi’ah. Syi’ah menurut mayoritas kaum muslimin adalah eksistensi yang tidak jelas. Tidak diketahui apa hakikatnya, bagaimana ia berkembang, tidak melihat bagaimana masa lalunya, dan tidak dapat diprediksi bagaimana di kemudian hari. Berangkat dari sini, sangat banyak di antara kaum muslimin yang meyakini Syi’ah tak lain hanyalah salah satu mazhab Islam, seperti mazhab Syafi’i, Maliki dan sejenisnya.
Ia tidak memandang bahwa perbedaan antara Sunnah dan Syi’ah bukan pada masalah furu’ (parsial) saja, akan tetapi banyak juga menyinggung masalah ushul (fundamental).

Hal lain yang menyulitkan untuk menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah; bahwa mayoritas kaum muslimin tidak bersikap realistis dan praktis. Mereka sekedar berangan-angan dan berharap tanpa mengkaji…

Dengan bahasa yang sok logis, sebagian kaum muslimin mengatakan: “Lho, mengapa harus terjadi perselisihan? Ayolah kita duduk bersama dan melupakan perselisihan di antara kita… yang Sunni meletakkan tangannya di atas yang Syi’i dan berjalan sama-sama. Toh kita semua juga beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan hari kiamat?” Continue reading

Dialog Bersama kaum Sufi ( bagian 2)

Dialog Bersama kaum Sufi ( bagian 2)

﴿  حوار مع الصوفية ﴾

Oleh : Abu Bakar al-Iraqi

Terjemah : Muhammad Iqbal Ghazali

Editor : Eko Abu Ziyad 

Sumber ; http://www.islamhouse.com

Ziarah kubuh dan tawassul

Sufi berkata: Sesungguhnya kaum wahabi mengharamkan ziarah kubur dan berkata sesungguhnya tawasul dengan penghuni kubur adalah syirik, padahal Rasulullah r menyuruh untuk ziarah kubur, apakah bantahanmu terhadap masalah ini?

          Aku berkata: kami tidak mengharamkan ziarah kubur secara mutlak dan tidak membolehkannya secara mutlak. Kami mengharamkan dari sisi jika ziarah itu adalah ziarah syirik dan bid’ah, dan penziarah bertujuan tawasul dengan penghuni kubur dan berdoa kepada mereka.

Adapun apabila ziarah itu bertujuan untuk mengambil pelajaran dan nasehat dengan penghuni kubur, maka kami mengatakan hukumnya sunnah karena mengikuti Rasulullah r di mana beliau r bersabda:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ أَلاَ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ

Dulu aku melarang kamu ziarah kubur, ketahuilah maka ziarahlah karena sesungguhnya ia mengingatkan akhirat.”

Dan dalam satu riwayat ‘…mengingatkan mati.’ HR. Ahmad, Muslim, dan kitab-kitab sunan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: Adapun meminta kepada orang yang mati atau yang gaib, apakah dia seorang nabi atau bukan, maka ia termasuk perbuatan haram yang mungkar dengan kesepakatan kaum muslimin. Allah I tidak pernah menyuruhnya, tidak pula rasul-Nya, tidak pula seorang pun dari para sahabat dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan (tabiin), dan tidak ada seorangpun dari pemimpin umat Islam (para imam) yang mengatakan sunnah. Dan ini diketahui secara lumrah dari agama Islam. Sesungguhnya seseorang dari mereka, apabila ditimpa musibah atau ada kebutuhan tidak pernah berkata kepada mayit: ‘Wahai sayyid pulan, aku berada dalam hitunganmu, atau tunaikanlah hajatku,’ seperti yang dikatakan sebagian orang-orang musyrik kepada orang yang mereka berdoa kepadanya dari orang-orang yang sudah mati atau gaib. Tidak ada seorangpun dari kalangan sahabat yang istighatsah (berdoa dengan sangat) kepada Nabi r, tidak pula di kubur para nabi, dan tidak pula shalat di sisinya. Continue reading

Dialog Bersama Kaum Sufi

 Dialog bersama kaum Sufi ( bagian 1)

﴿  حوار مع الصوفية ﴾

Oleh : Abu Bakar al-Iraqi

Terjemah : Muhammad Iqbal Ghazali

Editor : Eko Abu Ziyad

Sumber : http://www.islamhouse.com

          Segala puji bagi Allah I, kita memuji-Nya, memohon pertolongan, ampunan dan petunjuk kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah I dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah I memberi petunjuk kepadanya maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sesungguhnya Muhammad r adalah hamba dan rasul-Nya, semoga rahmat Allah I dan kesejahteraan selalu tercurah kepadanya, dan kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga hari pembalasan.

Amma ba’du: Continue reading

Bantahan terhadap Abu Salafy (seri 5) Hakikat Kesyirikan Kaum Muysrikin Arab

Bantahan terhadap Abu Salafy (seri 5) Hakikat Kesyirikan Kaum Muysrikin Arab

undefined

(Logika Abu Salafy vs Logika Syaikh Muhammad Abdul Wahhab)

Para pembaca yang budiman pada tulisan ini saya akan menyampaikan logika Abu Salafy dibandingkan dengan logika Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab yang dicaci maki habis oleh Abu Salafy.

Sebenarnya apa yang disampaikan oleh Abu Salafy merupakan kutipan dari gurunya Hasan Saqqoof (Abu Salafy telah menyatakan bahwa Hasan Saqqoof adalah guru beliau, silahkan lihat http://abusalafy.wordpress.com/2010/01/19/tanggapan-atas-luapan-emosi-saudara-anshari-taslim/, Abu Salafy berkata : “Al Ibânah karya Ibnu Buththah, seorang pemalsu, seperti dijelaskan guru kami; Sayyid habib Hasan As Seqaf dalam kitabnya Ilqâm al Hajar”)

Insyaa Allah pada kesempatan lain saya akan menjelaskan hakekat Hasan Saqqoof yang merupakan guru Abu Salafy yang juga sering melakukan tipu muslihat seperti sang murid Abu Salafy

Logika Abu Salafy

Logika Abu Salafy tergambarkan pada dua poin berikut ini :

Pertama :
Kesyirikan kaum muysrikin Arab terletak pada penyembahan terhadap malaikat dan berhala-berhala karena meyakini berhala-berhala tersebut memiliki hak independen dalam mengatur alam semesta dan dalam memberi manfaat dan menolak mudhorot.

Tentang berhala-berhala Abu Salafy berkata ((Adapun kaum Musyrikûn Quraisy, walaupun mereka itu meyakini bahwa Pemberi rizki, Pencipta, yang mematikan dan menghidupkan, Pengatur dan Pemilik apa yang ada di langit dan di bumi adalah Allah SWT seperti dalam beberapa ayat yang telah disebutkaan Syeikh di atas, akan tetapi perlu dicermati, bahwa tidak ada pula bukti yang dapat diajukan untuk menolak bahwa mereka juga tidak meyakini bahwa berhala-berhala dan sesembahan-sesembahan mereka, baik berupa jin, manusia maupun malaikat juga memiliki pengaruh di jagat raya ini dan bahwa pengaruh sepenuhnya di bawah kendali Allah SWT! Sebab tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka juga meyakini bahwa sesembahan mereka itu dapat menyembuhkan yang sakit, menolong dari musuh, mengusir mudharrat, dll, dan bahwa sesembahan mereka itu akan memberi syafa’at di sisi Allah dan syafa’at mereka pasti diterima dan tidak bisa ditolak oleh Allah dan sesungguhnya Allah telah menyerahkan sebagian urusan pengurusan alam kepada mereka. Continue reading

Siapakah Sufi? Paham Sufi dalam Timbangan Al-Qur’an dan Assunnah

Siapakah Sufi? Paham Sufi dalam Timbangan Al-Qur’an dan Assunnah

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)

Kelompok Shufiyah (Sufi) telah menyebar di dunia Islam, sehingga kaum muslimin pun terbagi dua dalam menyikapi mereka. Ada yang mendukung dan ada yang menentang. Agar seseorang bisa menentukan berada di pihak yang mana dan bisa menyikapi mereka dengan benar, hendaknya ia mengetahui hakikat shufiyah yang sebenarnya. Benarkah pengakuan mereka sebagai pengikut Al-Imam Asy-Syafi’i t? Apakah mereka sesuai dengan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah?

Untuk mengetahui hakikat mereka tentunya kita harus merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman as-salafus shalih disertai penjelasan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Continue reading