SOAL JAWAB SEPUTAR AQIDAH

from-wwwmetacafecom-77520146888962

SOAL JAWAB SEPUTAR AQIDAH

Oleh : Syaikh Muhammad Jamil Zainu hafidzahulloh

1 : Kenapa Allah  menciptakan kita ?
Jawab:Allah menciptakan kita untuk menyembahnya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Sebagaimana Firman-Nya  :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ اْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ الذاريات : 56
Artinya:Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.(Adz Dzariyat : 56)
Dan sabda Rasulullah  :
حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا متفق عليه
Artinya : Hak Allah atas hambanya, agar supaya menyembahnya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun .(Muttafaqun ‘Alaih)

2 : Bagaimana caranya kita beribadah kepada Allah  ?
Jawab : Kita beribadah kepada Allah  sebagaimana yang diperintahkan Allah  dan Rasul-Nya  dengan disertai niat yang ikhlash karena Allah .
Sebagaimana Firman-Nya  :
وَمَا أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ البينة : 5
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. ( Al Bayyinah : 5)
Dan sabda Rasulullah  :
مَنْ عَِمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ((أي مردود)) رواه مسلم
Artinya : barang siapa berbuat suatu amalan yang bukan atas perintah kami maka amalannya ditolak (HR Muslim)

3.Apakah kita menyembah Allah  dengan khouf (takut ) dan thama’ (pengharapan)?
Jawab : Ya, Kita menyembah Allah  dengan penuh rasa takut dan thama’(pengharapan).
Sebagaimana Firman-Nya  :
وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا الأعراف 56
Artinya : Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan ( akan dikabulkan ) ( Al ‘Araf : 56)
Dan sabda Rasulullah  :
( أَسْأَلُ الله َالْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِهِ مِنَ النَّارِ) صحيح رواه : أبو داود .
Artinya : Saya meminta kepada Allah (agar dimasukkan surga ) dan saya berlindung kepada Allah dari neraka. (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud) Continue reading

Prinsip-prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah

bg8

 

PRINSIP-PRINSIP AQIDAH

AHLUS SUNNAH WAL-JAMA’AH

 

Oleh

Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan


 

PENDAHULUAN

 

Segala puji bagi Allah Rab semesta alam yang telah menunjuki kita sekalian kepada cahaya Islam dan sekali-kali kita tidak akan mendapat petunjuk jika Allah tidak memberi kita petunjuk. Kita memohon kepada-Nya agar kita senantiasa ditetapkan di atas hidayah-Nya sampai akhir hayat, sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan Islam”. (Ali-Imran : 102).

 

Begitu pula kita memohon agar hati kita tidak dicondongkan kepada kesesatan setelah kita mendapat petunjuk.

 

“Artinya : Ya Allah, janganlah engkau palingkan hati-hati kami setelah engkau memberi kami hidayah”. (Ali Imran : 8).

 

Dan semoga shalawat serta salam senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi kita, suri tauladan dan kekasih kita, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah diutus-Nya sebagai rahmat bagi alam semesta. Dan semoga ridla-Nya selalu dilimpahkan kepada para sahabatnya yang shalih dan suci, baik dari kalangan Muhajirin mupun Anshar, serta kepada para pengikutnya yang setia selama ada waktu malam dan siang. Continue reading

Da’wah mengajak kepada aqidah yang shahih membutuhkan usaha yang singguh-sungguh dan berkelanjutan

bg17

DA’WAH MENGAJAK KEPADA AQIDAH

YANG SHAHIH MEMBUTUHKAN

USAHA YANG SUNGGUH-SUNGGUH

DAN BERKELANJUTAN

 

Oleh

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani



 

Da’wah mengajak kepada tauhid dan menetapkan tauhid di dalam hati manusia mengharuskan kita tidak membiarkan melewati ayat-ayat tanpa perincian sebagai mana pada masa-masa awal. Continue reading

Dampak Buruk Makanan Haram Bagi Seorang Muslim

from-wwwmetacafecom-775201468891021

Dampak Buruk Makanan Haram Bagi Seorang Muslim

Era globalisasi banyak berpengaruh pada kehidupan seorang muslim, sadar atau tidak sadar mereka terseret ke dalam arusnya. Sehingga dijumpai banyak orang menyatakan: “Yang haram aja susah apalagi yang halal.” Satu ungkapan yang menggambarkan rendahnya kondisi keimanan dan keyakinan mereka terhadap rahmat dan rizki Allah. Padahal Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan dengan sangat tandas sekali bahwa Allah akan mencukupkan rizki mereka dan tidak membebankan hal itu kepada pundak mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri.Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ankabut: 60)

dan firman-Nya

مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ

“Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan.” (QS. Adz Dzariyat:57)

Dalam dua ayat di atas jelaslah Allah sebagai pemberi rizki kepada semua makhluknya, lalu Ia mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghalalkan yang baik-baik dan mengharamkan yang buruk dan jelek bagi manusia, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوباً عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْأِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al a’raf:157) Continue reading