Perkaranya Lebih Cepat dari Itu
Kalimat di atas adalah jawaban al-Hasan al-Bashri Rohimahullah kepada seseorang yang berkata kepadanya, “Wahai Abu Said, tidakkah engkau mencuci bajumu?” Maka dia menjawab dengan jawaban di atas.
Jawaban ini dia timba dari sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam saat beliau melihat Abdullah bin Amru memperbaiki rumah kayunya, beliau bertanya, “Sedang apa?” Dia menjawab, “Lapuk, kami memperbaikinya.”
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Aku tidak melihat perkaranya kecuali lebih cepat dari itu.”Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. An-Nawawi berkata, “Dengan sanad al-Bukhari dan Muslim.”
Semua orang tak sangsi dan tak ragu akan mati, tetapi kebanyakan dari mereka seperti tak akan mati, walaupun saban hari dan setiap waktu keranda diangkat ke kubur, penghuni dalam tanah mendesak penghuni di atasnya, namun tetap saja tidak membangunkan mereka, tidak membuka mata mereka bahwa ajal kematian ternyata lebih cepat dari semuanya, yang berjabatan terus berusaha dan bersibuk ria mempertahankan kursi malasnya, yang berduit terus bermain-main dengan duitnya, yang masih muda, belum merasa tua terus asyik dengan kesenangannya, padahal perkaranya lebih cepat dari itu.
Salman berkata, “Tiga orang mengherankanku kemudian membuatku tertawa: Orang yang berharap dunia sementara maut mencarinya, orang yang lalai padahal dia tidak dilalaikan dan orang yang tertawa sepenuh mulutnya tanpa tahu apakah Rabbul alamin ridha atau murka kepadanya.”
Berapa umur Anda sekarang? Berapa pun umur seseorang, tak ada yang merasa ajalnya dekat.
Seseorang berkata,“Saya sudah tidak muda lagi, mas.” Saya tahu Anda sudah tidak muda lagi, tetapi sepertinya Anda tetap belum merasa mati Anda telah dekat. Umur boleh tua, tetapi mati jangan dulu lah, begitu ujar kebanyakan orang. Bila yang telah merasa tua demikian, lalu bagaimana dengan yang masih merasa muda? Continue reading →
Filed under: Tazkiyatun Nufus | Leave a comment »