Download Audio: Jangan Jadikan Kuburan Sebagai Masjid (Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as Sidawi) (Solo, 04 Desember 2011)

Download Audio: Jangan Jadikan Kuburan Sebagai Masjid (Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as Sidawi) (Solo, 04 Desember 2011)

Dari Jundub bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar bahwa lima hari sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللهِ أَنْ يَكُوْنَ لِي مِنْكُمْ خَلِيْلٌ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيْلاً، كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيْلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً، أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ.

‘Sungguh aku menyatakan kesetiaanku kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil (kekasih mulia) di antara kamu, karena sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai khalil, seandainya aku menjadikan seorang khalil dari umatku, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai khalil. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. Muslim (no. 532 (23)) bab: An-Nahyu ‘an Binaa-il Masaajid ‘alal Qubuuri wa Ittikhadzis Shuwari fiiha wan Nahyu ‘an Ittikhadzil Qubuuri Masaajid (Larangan Membangun Masjid di Atas Kuburan dan Larangan Membuat Patung-Patung serta Larangan Menjadikan Kuburan Sebagai Masjid)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

اَللَّهُمَ لاَ تّجْعَلْ قَبْرِيْ وَثَنَا، لَعَنَ اللَّهُ قَوْمًا اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kuburanku sebagai berhala (yang disembah). Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai temp ibadah” (HR. Ahmad (II/246), al-Humaidi dalam Musnadnya (no.1025) dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’. Syaikh Ahmad Muhammad Syakir berkata, “Sanadnya shahih”, Musnad Ahmad (VII/173 no. 73520. Diriwayatkan juga oleh Imam Malik (I/156 no. 85), dari ‘Atha’ bin Yasar secara marfu’. Hadits ini mursal shahih. Lihat Tahdziirus Saajid (hal.25-26)

Simak pembahasan seputar Hadits yang melarang menjadikan kuburan sebagai masjid, makna kalimah menjadikan kuburan sebagai masjid, syubhat seputar maslah ini dan Hikmah dibalik larangan ini. Diambilkan dari kitab Tahdzirussajid Min at Tikhodzil Qubur Masajid karya Syaikh Muhammad Nashiruddin bin Nuh rahimahullah, semoga bermanfaat

~ Radio Qur’an 94,4 FM ~

Dipublikasi ulang dari :http://moslemsunnah.wordpress.com

Untuknya Kukirim Al-Fatihah..!!!

Untuknya Kukirim Al-Fatihah..!!!

 Oleh: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Pada suatu acara, seorang tokoh dengan serius mengatakan: “Sebelum acara ini kita mulai, marilah kita membukanya dengan bacaan al-Fatihah..” Serempak, para hadirin pun tunduk dan khusyuk membacanya bersama-sama.

Di penghujung acara, seorang tokoh diminta menutup acara dengan doa, maka dia pun menghadiahkan doanya untuk para wali yang telah meninggal dunia, lalu mengatakan:

“Al-Fatihah ala hadhroti syaikhina wa waliyyina..”

Kasus-kasus serupa mungkin sering kita jumpai dimasyarakat. Namun, pernahkah kita berfikir bahwa semua itu adalah tata cara beragama yang tidak ada contohnya dan diingkari oleh para ulama?! Marilah kita kaji bersama masalah ini dengan lapang dada. Continue reading

Cara Mudah Memahami Asma’ was Sifat

Cara Mudah Memahami Asma’ was Sifat

Oleh Ustadz Abu Hudzaifah Al Atsary

Sebelumnya, saya ucapkan ‘syahr mubarak’ atas masuknya bulan Ramadhan 1431 H, semoga Allah memudahkan kita untuk melaksanakan shiyam dan qiyam di dalamnya, dan menjadikan kita insan-insan yang bertakwa… aamin.

Amma ba’du… Pembahasan tentang asma’ was sifat memang menimbulkan polemik sejak dahulu. Polemik ini muncul akibat kekeliruan  sebagian pihak dalam memahaminya. Ada golongan yang menolak asma’ was sifat sebagai bagian dari tauhid, dan mengatakan bahwa pembagian tauhid menjadi 3 (rububiyyah, uluhiyyah, dan asma’ was sifat) adalah bid’ah-nya orang-orang ‘wahhabi’… Mereka mengatakan bahwa pembagian tersebut tidak ada dalilnya sama sekali. Kepada mereka kita pantas bertanya: Dalil apakah yang kalian maksudkan? Kalau dalil berupa ayat atau hadits atau ijma’ yang bunyinya: “Tauhid terbagi menjadi tiga: uluhiyyah, rububiyyah dan asma’ was sifat”, ya MEMANG TIDAK ADA… sebagaimana tidak adanya dalil (ayat, hadits, atau ijma’) yang mengatakan bahwa Syarat sahnya shalat ada enam umpamanya, yaitu: Islam, mumayyiz, thaharah, masuk waktu, niat, dan menghadap kiblat… atau syarat wajib zakat ada dua, yaitu nisab dan haul… atau syarat haji ada sekian, dst… demikian pula rukun-rukunnya, wajib-wajibnya, dan sunnah-sunnahnya yang banyak kita jumpai dalam kitab-kitab fikih… Akan tetapi anehnya mereka yg menolak pembagian tauhid menjadi tiga tidak pernah menolak hal-hal yg tersebut di atas… padahal semuanya sama-sama tidak punya dalil yg bunyinya: “Syarat sahnya shalat terbagi menjadi bla-bla-bla…” dst. ANEH… padahal mereka semestinya konsekuen dong… kalau pembagian tauhid menjadi tiga mereka tolak krn dianggap tidak ada dalilnya, maka pembagian yg berkenaan dgn syarat ibadah, atau rukun2nya juga harus mereka tolak. Continue reading

Penjagaan Nabi Terhadap Kemurnian Tauhid

Penjagaan Nabi Terhadap Kemurnian Tauhid


Tema : Penjagaan Nabi Terhadap Kemurnian Tauhid
Pemateri : Syaikh Abdur Rozzaq Bin Abdul muhsin Al Badr
Penerjemah : Ustadz Firanda Andirja MA

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang Al Amiin,seorang yang terpercaya yang telah menjelaskan seluruh kebaikan dalam dinul Islam, beliau juga memiliki sifat rahmat,kasih sayang terhadap kaumnya dan mengajarkan kasih sayang tersebut kepada ummatnya. Tidak ada sebuah kebaikan kecuali beliau telah sampaikan kepada ummatnya dan tidak ada satu keburukan kecuali beliau telah ingatkan kepada ummatnya untuk menghindari keburukan tersebut.Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggalkan ummatnya diatas jalan yang terang benderang malamnya seperti siangnya.

Continue reading

Aqidah Tauhid

Aqidah Tauhid

Oleh:Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan Al-Maydani Lc.

MUKADDIMAH


Akidah menduduki posisi terpenting dalam kehidupan seorang mukmin di dunia dan akhirat. Ibarat suatu bangunan maka akidah adalah pondasi dasar bangun Islam. Suatu bangunan yang megah akan runtuh menimpa penghuninya tatkala pondasi dasar yang dibawahnya kropos dan tidak kokoh dan tidak memiliki kekuatan.

Segala bentuk amalan seorang mukmin tidak akan dapat diterima Allah swt jika akidah pelakunya rusak dan menyimpang. karena pentingnya akidah inilah maka seluruh dakwah para Nabi dan Rasul dimulai dan diakhiri dengan dakwah kepada tauhid dan akidah yang benar. Continue reading

Ebook: MENGAPA ISLAM MEMBENCI SYIRIK?

Ebook: MENGAPA ISLAM MEMBENCI SYIRIK?

Mengapa Islam Membenci syirik

Judul Asli: Syarhu al Qawaa’idi al Arba’ Mujmal ‘Aqidati as Salafu Ash Sholih Penulis: asy Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Alu Fauzan Edisi Indonesia: MENGAPA ISLAM MEMBENCI SYIRIK? Penerjemah: Muhammad Irfan Abu Najiyah Muhaimin bin Subaidi Cetakan: (Cetakan pertama) Rabi’uts Tsani 1424 H/ Juni 2003 Penerbit: Cahaya Tauhid Press

Format ebook: CHM Kompilasi ebook oleh: Ahmad Al Makassari (http://ashthy.wordpress.com) File size: 1.2 MB

free download 002

Continue reading

Antara Syirik dan Dosa Besar

Antara Syirik dan Dosa Besar

Mungkin sebagian orang terkadang merasa kaget dan terperanjat, bahkan bersedih hati jika melihat banyaknya para pezina dan peminum khamr, namun mereka tidak Tersentuh ketika melihat banyaknya orang yang mencari berkah di kuburan serta mengalamatkan berbagai macam ibadah ke objek-objek syirik tersebut.

Padahal zina dan minum khamr (meski) melakukan perbuatan dosa besar, namun tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Sementara mengalamatkan sebuah ibadah kepada selain Allah adalah sirik yang membuat pelakunya mati kafir jika dia mati dalam keadaan melakukan perbuatan syirik tersebut. Oleh sebab itu, para ulama rabbani menjadikan pelajaran aqidah sebagai asas yang paling mendasar. Continue reading

Contoh-Contoh Kemusyrikan Yang Membudaya

Contoh-Contoh Kemusyrikan Yang Membudaya

Ditulis oleh : Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin

Mari mengenal syirik dengan contoh-contohnya, terutama contoh-contoh yang mengakar serta membudaya di Indonesia. Sehingga perbuatan-perbuatan syirik ini tanpa disadari dilakukan oleh sebagian kaum muslimin. Untuk itu sebaiknya kita harus mewaspadai dan mengingatkan kepada mereka yang melakukannya. Apa saja?


Pendahuluan

Kemusyrikan sudah demikian membudaya, sehingga menjelma menjadi peradaban, bahkan dikalangan sebagian besar kaum muslimin menjadi agama yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Pemujaan kepada selain Allah oleh sebagian kaum muslimin dari berbagai lapisan dengan coraknya yang bermacam-macam sudah menjadi keharusan yang mutlak. Mulai dari jimat-jimat, amalan-amalan, rajah-rajah, pengisian-pengisian, pemujaan-pemujaan terhadap kuburan, ilmu-ilmu kekebalan dan pengasihan yang berlatar belakang dzikrullah, dunia per-jin-an perewangan, perdukunan dan berbagai bentuk kemusyrikan lain. Continue reading

MENGAPA MEREKA LEBIH MENDAHULUKAN KHILAFAH DARIPADA TAUHID ???

MENGAPA MEREKA LEBIH MENDAHULUKAN KHILAFAH DARIPADA TAUHID ???

Oleh : Abu Salma al-Atsary

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb pemelihara alam semesta, satu-satunya Ilah yang Haq untuk disembah, yang tiada sekutu bagi-Nya baik dalam nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum dan ibadah kepada-Nya, yang mengutus para nabi untuk menegakkan haq-Nya, yang menurunkan al-Kitab sebagai bayyinah atas keesaan-Nya, yang menciptakan manusia dan jin hanya untuk beribadah kepada-Nya, dan menjadikan segala maksud dan tujuan hanyalah untuk-Nya. Amma Ba’du:

Sesungguhnya, sejak zaman dahulu hingga sekarang, sejak manusia pertama diciptakan hingga manusia terakhir akan binasa, Tauhid merupakan pondasi dasar ubudiyah seorang hamba, haq Rabb yang harus dipenuhi hamba-Nya, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan suka maupun duka. Bahkan, tiadalah diutus para anbiya’ dimuka buni ini kecuali mengembalikan fitrah manusia pada kesuciannya, dalam mengabdi dan beribadah kepada penciptanya semata. Continue reading

Pandangan Syaikhul Islam dalam Masalah Uluhiyah

Pandangan Syaikhul Islam dalam Masalah Uluhiyah (1)

Penulis : Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak

Ibadah merupakan hikmah diciptakannya jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Karena demikian pentingnya masalah ini maka dakwah semua rasul adalah dakwah kepada tauhid uluhiyah menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengingkari sesembahan yang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.” (An-Nahl: 36) Continue reading

Tauhid Uluhiyah: Kewajiban Pertama Seorang Manusia

Tauhid Uluhiyah: Kewajiban Pertama Seorang Manusia

Permasalahan tauhid sangat penting dalam pandangan Islam. Kesalahan dan penyimpangan dalam masalah ini sangat berbahaya, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para ulama memberikan perhatian serius dalam permasalahan ini. Khususnya tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah yang langsung menjadi intisari peribadatan setiap manusia.

Oleh karena itu, Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandang kewajiban pertama bagi hamba Allah adalah syahadatain yang berisi tauhid uluhiyah dan mutaba’ah, sebagaimana dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Sesungguhnya para salaf dan para imam sepakat memandang kewajiban pertama yang diperintahkan kepada hamba adalah syahadatain. Juga sepakat orang yang mengucapkan syahadatain sebelum baligh-nya tidak diperintahkan untuk memperbarui hal tersebut setelah (mencapai usia) baligh.” (Dar’u Ta’arudh al-Aqli wan-Naqli, 8/11) Continue reading

KYAI PLUS DUKUN

KYAI PLUS DUKUN

Oleh : Ustadz Ahmas Faiz bin Asifuddin

Di tengah masyarakat Islam khususnya, sejak dahulu sudah dikenal ada tokoh-tokoh tertentu yang dapat menguasai jin dan mempunyai pengawal jin sampai puluhan, bahkan ribuan. Sekarang, sejalan dengan perkembangan dunia yang serba canggih, maka kemampuan menguasai dan menangkap makhluk kasat mata tersebut, konon dapat dipertontonkan di layar kaca. Aktifitas semacam itupun kian marak, dengan semakin banyaknya para pendusta yang berlabel kyai. Padahal sejatinya mereka adalah sebangsa paranormal.

Sesungguhnya aktifitas dan kemampuan semacam itu hanya ada di dunia perdukunan, klenik dan mistik, bukan di dunia orang-orang bertauhid. Sayangnya, banyak tokoh umat Islam atau ditokohkan oleh sebagian umat Islam, ikut terlibat dalam dunia semacam itu, sehingga masyarakat awamlah yang menjadi korban. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah mengingatkan: Continue reading