Surat-Surat Cinta

Surat-Surat Cinta


Penulis : Ustadz Fariq Gasim Anuz

Percikan Hikmah dari Jeddah

Ungkapan ketulusan hati yang terangkai dalam bait-bait kata indah nan penuh makna mampu mengetuk hati, mempererat tali persaudaraan, mendamaikan perselisihan, bahkan mendorong pembacanya untuk semakin cinta dan dekat kepada Allah, serta memahami hakikat kehidupan dunia yang fana dan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Buku ‘Surat-Surat Cinta’ ini memuat SMS-SMS tentang persahabatan dan percintaan yang didasari keikhlasan karena Allah. Banyak peristiwa yang melatarbelakangi setiap SMS yang dituliskan, dan dibalik setiap peristiwa itu ada hikmah yang bisa dipetik sehingga dapat memberikan pelajaran dan motivasi berharga untuk meningkatkan kualitas iman, ibadah, kepekaan, akhlak, dan manfaat lainya.

Silakan simak rekaman bedah buku ‘Surat-surat Cinta” bersama penulis Ustadz Fariq Gasim An-Nuuz pada serial video berikut ini, semoga bermanfaat.
Dan berikut sepenggal cuplikan dari buku “Surat-Surat Cinta “

PERSAUDARAAN DAN PERCINTAAN KARENA ALLAH

اَلْحُبُّ فِي اللهِ شَجَرَةٌ شَامِخَةٌ رَاسِخَةٌ
تَنْبُتُ فِي القُلُوْبِ الطَّاهِرَةِ
تُسْقَى بِالعِلْمِ وَتَحْلُو بِالصِّدْقِ
وَتَكْبُرُ بِحُسْنِ الظَّنِّ
ثَمَرَتُهَا مَنَابِرٌ مِنْ نُوْرٍ يَوْمَ القِيَامَةِ
هَلْ نَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا ثُمَّ نَقُوْمُ بِحَقِّهَا؟

Persaudaraan dan percintaan yang didasari ikhlas karena
Allah ibarat pohon yang menjulang tinggi ke langit dan
akarnya menghunjam ke bumi
Pohon tersebut tumbuh di hati hati yang suci
Pohon tersebut disirami dengan ilmu, terasa manis
dengan kejujuran dan menjadi besar dengan baik sangka
Buahnya mimbar dari cahaya di hari Kiamat
Apakah kita siap bernaung di bawah pohon tersebut?
Apakah kita siap melaksanakan hak-hak persahabatan?

(Surat-surat Cinta, hal 45, Fariq Gasim Anuz, Cet. 2, 2010, Penerbit: Darus Sunnah, Jakarta)

#=> Diantara surat-surat cinta (SMS nasihat) yang sering dikirimkan oleh Abdullah (DAI CILIK dari Jeddah, . dia adalah Abdullah Al Farraj, seorang bocah berumur 14 tahun) kepada teman-temanya dan termasuk ustadz Gasim adalah ;

Jika anda menginginkan surga,
konsistenlah dalam hal shalat.
Jika anda menginginkan kekayaan,
rutinlah beristighfar.
Jika anda menginginkan kewibawaan,
rajinlah Shalat malam.
Jika anda menginginkan hikmah,
banyaklah Diam.
Jika anda menginginkan kebahagiaan,
berpegang teguhlah kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Subhanallah, Segala puji bagi Allah Tabaroka wa ta’ala, dan sungguh ini adalah potret anak sholeh yang Allah memberikan banyak keistimewaan pada Abdullah, dia rajin Saum sunnah, sholat malam, dan aktif dalam lembaga da’wah di Jeddah.

Bila kita melihat di sekitar kita, anak seusia dia sedang asik bermain dan jauh dari kegiatan Da’wah. Allah memberikan kelebihan kepada Abdullah tidak sertamerta turun dari langit sampai ke Abdullah, namun Allah memberikan kelebihan kelebihan kepda Abdullah memalui KEDUA ORANG TUANYA yang sholeh.

Pada saat pertama kali Abdullah di titipkan pada lembaga Da’wah oleh ibunya, ia meminta kepada Ustadz Gasim untuk mendidiknya,
“ Saya minta tolong, berilah kegiatan apasaja yang bermanfaat, saya ingin dia kelak bermanfaat untuk Agamanya”

Subhanallah, itulah ungkapan yang mungkin cocok melihat kemuliaan ibunda Abdullah, pantaslah bila islam meletakkan kaum hawa sebagai tiang Negara, bukan karena kekuatan fisiknya, kecantikannya, hartanya, namun karena peran pentingnya dalam membentuk generasi-generasi Robbany yang cerdas, bermatabat, dan bertanggung jawab.

#=> Saya memiliki sahabat yang bernama Abdullah yang masih berumur 13 tahun, saya belum pernah berjumpa dengannya, ia mengirim sms kepada ustadz Agus Hasan Bashori yang dikenalnya di masjidil haram saat Abdullah menunaikan ibadah umroh bersama paman dan anak pamannya di bulan Ramadhan 1425H.

Ketika ustadz Agus berkunjung ke Jeddah, beliau teringat dengan cerita saya tentang Ahmad dan menceritakan tentang perkenalannya dengan Abdullah ini yang tinggal di kota Buraidah Al Qassem Saudi Arabia, isi sms nya:

“Betapa bahagianya dia… Yaitu orang yang mengingat kuburnya kemudian ingat kepada Rabbnya, orang yang selalu mengoreksi diri, mensucikan hatinya, berbakti kepada keduaorangtuanya, orang yang suka menangis meneteskan airmatanya (karena takut kepada Allah) dan dilanjutkan dengan sujud (Orang yang memelihara shalatnya), ia bersegera menuju masjid, rajin shalat malam, selalu memaafkan saudara-saudaranya dan mendoakan untuk mereka kebaikan serta menyalahkan dirinya, ia tidak lupa dengan wiridnya (sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam), betapa bahagianya dia…Hendaklah kita semua menjadi orang itu”

Saya terharu dan terkesan dengan sms nya yang menyentuh hati, lalu saya meminta kepada ustadz Agus no hp Abdullah dan segera mengirim sms kepadanya:

“Teman itu tiga macam, pertama seperti makanan, sesuatu yang selalu dibutuhkan tidak boleh tidak, kedua seperti obat, dibutuhkan saat sakit saja, ketiga seperti penyakit, sama sekali tidak dibutuhkan”.

Tidak lama Abdullah menelpon saya dengan suara yang bersahabat dan mengucapkan terimakasih atas sms yang telah saya kirim. Kami pun berkenalan dan saya katakan bahwa no hpnya saya dapatkan dari ust adz Agus. Kemudian saya berikan telepon genggam saya kepada ustadz Agus agar beliau mengucapkan salam kepadanya memperkenalkan saya. Diantara yang membuat saya kagum kepadanya adalah semangatnya dalam berdakwah dan memberikan pintu kebaikan kepada orang lain.

Pernah dalam telpon, tanpa saya minta ia menawarkan diri dan mengatakan, “Maukah saya kirim nomor-nomor telpon masyayikh (ulama-ulama) melalui sms, mungkin kamu memerlukannya?” Saya katakan, “Baik, saya tunggu smsnya”.

Kemudian tidak lama beliau kirim sms memberikan nomor-nomor telpon Dr.Syaikh Khalid Al Musyaiqih, Syaikh Abdul Aziz As Sadhan, juga beliau berikan no telpon rumah Syaikh Abdurrahman As Sudais, Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid, Syaikh Abdullah bin Jibrin dan Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh.

Banyak sekali Abdullah mengirim sms kepada saya yang isinya berupa nasihat dan doa. Subhanallah! Saya sangat senang sekali dan merasa terhibur dengan sms-smsnya. Diantaranya,

“Tidaklah seorang dikatakan sebagai teman yang setia sehingga dia menjaga saudaranya dalam tiga hal, disaat musibah, saat temannya tidak ada di hadapan dia dan setelah wafatnya”

“Persahabatan dan percintaan dengan dasar ikhlas karena Allah bagaikan pohon yang menjulang tinggi ke langit dan akarnya menghunjam ke bumi, tumbuh di hati-hati yang suci, disirami (disemai) dengan ilmu, indah dan manis dengan kejujuran dan ketulusan, menjadi besar dengan husnudzan (bersangka baik), buahnya disediakan mimbar-mimbar dari cahaya di hari kiamat untuk mereka, apakah kita siap untuk berteduh di bawah naungan pohon tersebut dan melaksanakan hak-hak persahabatan?”

“Sorga dunia adalah persahabatan dan percintaan dengan dasar ikhlas karena Allah, Al Firdaus adalah sorga Akhirat, semoga Allah mengumpulkanku dan kamu di kedua sorga tersebut”

“Anak laki-laki merupakan nikmat dan anak perempuan merupakan kebaikan, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas nikmat dan memberi ganjaran dengan kebaikan, hendaklah kita takut kepada Allah (terhadap anak-anak kita)”

Abdullah juga sempat kirim sms lainnya kepada saya:

“Umar radhiallahu anhu mengimami shalat subuh kemudian berpaling kepada manusia dan berkata: dimana Muadz? Muadz berkata: Ini saya wahai amirul Mu’minin.Umar berkata: Saya teringat kamu tadi malam lalu saya gelisah di tempat tidurku karena cinta dan rindu kepadamu. Lalu keduanya saling memeluk dan saling menangis. Betapa indahnya luapan hati yang tulus. Betapa saya merindukan untuk berjumpa denganmu seperi rindunya Umar terhadap Muadz”.

Sms ini saya informasikan kepada teman-teman di kantor Jeddah Dakwah Center dan mereka minta agar sms tersebut saya kirim ulang kepada mereka dan merekapun mengirim ulang kepada teman-teman lainnya.

saya kirim juga kepada sejumlah teman, mereka sangat gembira dengan sms tersebut. Ketika saya ceritakan isi sms ini kepada Abu Shalih tetangga saya di Jeddah,, esoknya ia minta agar saya mengirimkan sms tersebut ke no telepon genggamnya. Setelah saya kirim, dua hari kemudian seusai pulang shalat asar berjamaah dari masjid saya berjumpa dengannya , ia bercerita bahwa sms yang kamu dapatkan dari anak kecil itu saya kirimkan ke teman saya yang sedang jengkel dan kesal kepada saya karena suatu hal.

Dia memutuskan hubungan dengan saya, saya berusaha untuk meneleponnya berkali-kali tapi tidak diangkat juga, saya telah berulangkali mengirim sms kepadanya untuk berdamai dan minta maaf tapi tidak dijawab juga.

Setelah itu saya ingan akan sms yang kamu ceritakan kepadaku dari anak kecil dari Al Qassem, Subhanallah tidak lama setelah saya kirim sms tersebut, dia menelpon saya dan meminta maaf atas hubungan yang renggang selama ini dan mengatakan saya cinta kamu karena Allah, hilanglah ganjalan diantara keduanya dan hubungan menjadi harmonis lagi disebabkan sms dari anak usia 13 tahun!!

Sungguh saya sangat bergembira mendapatkan teman seperti Abdullah

–semoga Allah selalu melindunginya dan menjadikannya tetap istiqamah dalam dien Islam sampai akhir hayat- karena dapat menguatkan iman kita dan mengingatkan kepada Allah.

#=> Sahabat, ada sebuah kisah seorang muslim yang gemar mengirimkan sms untuk mengingatkan saudara-saudaranya agar tidak lalai terhadap Allah ta’ala, menyampaikan segala kenikmatan surga yang oleh karenanya seseorang harus berupaya maksimal agar dapat menginjakkan kaki ke surga, dan mengingatkan segala beratnya siksa neraka yang oleh karenanya seseorang harus berupaya maksimal agar dapat terhindar dari neraka. Beliau bernama, Abdullah Abu Husain.

Suatu ketika di malam hari, beliau mengantarkan dan menunggui istrinya untuk dirawat di rumah sakit dan belum bisa tidur. Di kala seperti itu, beliau kemudian mengirimkan sebuah sms kepada temannya yang berisi,

“Bagaimana jika sekarang malaikat Maut (pen. pencabut nyawa) datang untuk mencabut nyawamu..? Dalam keadaan seperti apa kamu mati..? Sudah siapkah kamu menghadapi kematian yang datangnya tiba-tiba..?”

Teman yang tadinya mendapat sms dari Abdulillah Abu Husain mem-forward sms beliau kepada rekan lain yang Abdullah sendiri tidak mengenalnya. Sahabat tahu rekan lain itu hendak ke mana dan berbuat apa..?, Ya, Rekan lain yang mendapat sms dari teman Abdullah sedang menuju ke rumah seorang perempuan dan telah bersepakat untuk berzina –semoga Allah ta’ala melindungi kita semua dari perbuatan buruk-.

Hampir saja rekan lain itu mengetuk pintu rumah perempuan yang dituju, subhanallah.. handphone-nya berdering tanda sms masuk dan kemudian membaca sms yang asalnya dari Abdullah Abu Husain. Seketika itu ia merinding ketakutan, dan alhamdulillah cahaya keimanannya mampu mengalahkan nafsu syahwat yang mendera. Kemudian ia mengurungkan niatnya, berbalik arah dan pulang.

Ia lantas bertaubat kepada Allah ta’ala dan mengucapkan terima kasih kepada teman Abdullah yang telah mengingatkan dirinya dengan mengirimkan sms.

#=> Penulis menuliskan Nasihat yang di sampaikan oleh temannya yaitu Abu Arafat, salah satu nasihatnya yaitu hendaklah kita semua senantiasa menyambung tali silaturohmi kepada keluarga kita sekalipun keluarga kita sudah memiliki keluarga masing-masing, terutama bagi seorang laki-laki hendaknya senantiasa berkunjung kepada keluarga atau saudara perempuannya, karena boleh jadi saudara perempuanya mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh suaminya, dengan senantiasa menjaga silaturohmi di harapkan kekerasan yang menimpa saudari kita bisa di elakkan. Hal ini sudah beliau (abu Arafat) rasakan betul manfaatnya.
Nasihat kedua oleh abu Arafat ialah;

“hendaknya kita senantiasa memudahkan urusan orang lain, niscaya Allah akan memudahkan urusan kita”.

Kemudian Abu Arafat menceritakan kisah kaka beradik yang tinggal di kota mekah, suatu saat kaka beradik itu pergi ke kota Riyadh. Ketika berda di Riyadh, sang kaka menyuruh adiknya untuk menukarkan uang 500 Real, sang adik menolak dengan alasan “Mana ada di Zaman sekarang ini ada orang yang mau menukar uang pecahan dengan uang sebesar itu, kalaulah ada itu kita harus membeli sesuatu terlebih dahulu”, namun tetap sang kaka meminta adiknya menukarkan uang tersebut.

Sang adikpun pergi menukarkan uang tersebut, lama sekali ia tidak kembali. Setelah kembali ternyata ia tidak berhasil menukarkan uang 500 Real tersebut.

Akhirnya sang kaka lah yang pergi menukarkan uang tersebut, tidak jauh dari tempat adiknya dan abu Arafat menunggu, Subhanallah baru menemui satu orang, sang kaka di sapa dengan lembut dan ia juga mau menukarkan uang 500 Real dengan uang ratusan dan puluhan real.

Sang kaka merenung atas kemudahan yang ia dapatkan dan kesusahan yang di dapatkan adiknya. Kemudian ia bertanya kepada adiknya,
“kalau di tokomu ada orang hendak menukarkan uang, apakah engkau layani”. Tanya sang kaka
“Tidak..!! karena aku juga butuh uang pecahan untuk kembalian”. Jawab adiknya
Maka sangkaka memberikan nasihat kepada adiknya tersebut.

“Barang siapa memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusannya, dan akan menolongnya”

#=> Mereka bertanya kepadaku…
Siapa di antara saudara-saudaramu yang engkau cintai?

Aku berkata siapa saja yang menyertai jalanku menuju Rabb-ku
Dan mendoakan kebaikan untukku
ketika aku tidak berada di hadapannya…
Semoga Allah tidak memutuskan kebeningan persahabatanku denganmu…
Tidak memutuskan untuk merasakan kelembutan hatimu dan kesucian hatimu..
Semoga Allah mengumpulkan kita semuanya di surga tertinggi,
Surga Firdaus…
Aamiin…

(Surat-surat CintaFariq Gasim Anuz, Cet. 2, 2010, Penerbit: Darus Sunnah, Jakarta)

Hendaklah dari kita semua memperhatika kesehatan dan Gizi ruhani kita, perbanyaklah Ilmu dan amal.. Janganlah terpedaya dengan nikmat Dunia, sesungguhnya harta yang bermanfaat adalah harta yang TELAH di pergunakan DIJALAN ALLAH, sedangkan harta yang masih ada di tangan kita belumlah tentu bermanfaat, boleh jadi ia digunakan untuk kebaikan boleh jadi pula di pergunakan untuk bermaksiat kepada Allah (Na’uzhubillahi min dhalik)”

Leave a comment